Tak puas dengan social media yang menduduki peringkat 1 di hampir semua negara, 2 co-founder Instagram: Kevin Systrom and Mike Krieger membuat lagi social media baru bernama Artifact. Social media apa lagi ini? Tentu ada spirit di belakangnya, tidak hanya sekarang untuk memonetisasi audience saja. Value yang dihadirkan oleh social media Artifact ini adalah sesuai tagline-nya: “A Personalized news feed driven by artificial intelligence”. Sederhananya, aplikasi ini memberikanmu referensi artikel atau berita yang sesuai kebutuhan dan ketertarikanmu dengan memadukan AI (Artificial Intelligence) untuk mendapatkan informasi yang personalized dan presisi.
Ex Co-Founder Instagram
Fakta menariknya, Kevin Systrom dan Mike Krieger sudah resmi tidak menaungi Instagram sejak tahun 2018. Sudah jadi berita yang tidak mengagetkan lagi bahwa seorang startup atau app founder yang keluar atau dikeluarkan dari tempat dia bekerja kemudian menciptakan hal baru lainnya. Seperti saat Steve Jobs yang dikeluarkan dari Apple, perusahaannya sendiri, lalu membuat perusahaan animasi bernama Pixar yang sukses sampai sekarang. Begitu juga dengan 2 orang sahabat yang sama-sama mantan co-founder Instagram yang mengembangkan Artifact.
Artifact.News
Bukan .com (baca: dot com), .net, atau dot lainnya yang mainstream digunakan. Artifact menggunakan domain .news (baca: dot news) yang menegaskan bahwa konten utama mereka adalah berita, tapi berita yang tidak biasa pastinya, yaitu berita yang personalized dan memanfaatkan teknologi yang sedang naik daun yaitu AI (Artificial Intelligence).
Mobile App
Bukannya mempublikasikan berita di website yang umumnya dilakukan oleh news portal, Artifact memilih mobile first alias memprioritaskan akses melalui smartphone. Itulah kenapa jika kamu mengakses websitenya: artifact.news, kamu tidak akan menemukan headline beerita terkini atau elaborasi dari berita lainnya, di sana call to action-nya hanya ke Apple App Store dan Google Play. Artifact sengaja mendesain ini karena memang sekarang orang menikmati berita bisa dimana saja: di kereta, saat menunggu antrian supermarket, di ranjang saat sebelum tidur, dan hal tak lazim lainnya seperti jaman dulu membaca koran ditemani secangkir kopi.
Gamification UI/UX
Ini bukanlah aplikasi yang pertama tentang mengemas berita tanpa mempublikasi berita. Seperti Gojek yang tidak punya armada dan Tokopedia yang tidak punya produk. Artifact cuma mempunyai platform, yang kemudian menjahit berita dari berbagai sumber untuk disajikan ke pembaca setia. Jelas yang menjadi daya tarik adalah tampilan dan pengalaman. Kaerna aplikasi serupa sudah sangat banyak. UI (User Interface) dan User Experience (UX) yang memegang peranan penting. Mungkin itulah yang menjadi insight pendiri Artifact menyematkan gamification dalam aplikasinya dengan memberikan selamat atas setiap pencapaian ketika para pembacanya menyelesaikan bacaannya, serasa ada kompetisi dan reward yang ingin dicapai setiap membaca berita di Artifact.
Personalized
Personalized layaknya social media dan aplikasi on-demand lainnya, user mempunyai fleksibilitas untuk ingin menikmati apa saja dalam genggamannya. Di artifact, user tidak disajikan semua informasi yang sedang trending, melainkan berita yang dibutuhkan saja. Di awal menggunakannya, akan ditanyakan tentang topik berita yang user sukai (minimal 10 topik), kemudian baru memilih kontributor yang berisi deretan publisher berita favorit, selanjutnya dan seterusnya, aplikasi ini akan menyuguhkan rekomendasi berita sesuai pilihanmu.
Sampai artikel ini dibuat, aplikasi Artifact sudah di-download lebih dari 50 ribu kali di Google Play dan di Apple Store, Artifact menempati ranking 98 di kategori “News” dengan rating lebih dari 4,5++ dari 3 ribuan reviews positif. Untuk sebuah aplikasi yang dirilis hitungan bulan, pencapaian ini sudah bisa dibilang menjanjikan. Layak dicoba!