Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah istri ketiga Nabi Muhammad SAW, setelah Sayyidah Khadijah radhiyallau ‘anha dan Sayyidah Saudah binti Zam’ah. Ibunya adalah Ummu Ruman dan ayahnya adalah Sayyidina Abu Bakar bin Abu Quhafah. Sosoknya dikenal sebagai muslimah yang cerdas, penuh cinta, dan banyak meriwayatkan hadis Nabi. Di antara istri Rasulullah, Sayyidah Aisyah adalah satu-satunya muslimah yang dinikahi Rasulullah saat ia masih gadis. Suatu ketika Sayyidah Aisyah pernah mendapatkan fitnah keji. Banyak berita beredar bahwa ia berselingkuh dengan Shafwan ibn Muaththal, tetapi Allah membelanya lewat Qur’an surat An-Nur ayat 11-21.
Selain fakta tersebut, ada beberapa hal tentang Sayyidah Aisyah yang jarang diketahui. Hal-hal tersebut ditulis oleh Ahmad Khalil Jam’ah dan Syaikh Muhammad bin Yusuf ad-Dimasyqi dalam Istri-istri Para Nabi. Dari perangainya, Sayyidah Aisyah adalah sosok yang berparas elok, berkulit putih dengan pipi kemerahan. Karenanya, Rasul memanggilnya dengan julukan Humaira. Selain itu, Sayyidah Aisyah dinikahi oleh Rasul berdasarkan perintah Allah. Sebuah riwayat mengungkapkan bahwa suatu ketika Rasul bermimpi bertemu dengan malaikat Jibril yang menyerahkan padanya selembar kain sutra bergambar wajah Sayyidah Aisyah, dan malaikat Jibril berkata bahwa wajah dalam gambar tersebut adalah istri Rasulullah.
Rasulullah menikahi Sayyidah Aisyah tepat pada bulan Syawwal, tahun ke-10 kenabian di Makkah atau sekitar tiga tahun setelah sang istri pertama, Khadijah binti Khuwailid, wafat. Mahar yang diberikan Rasulullah untuk Aisyah sebesar 12 uqiyyah atau 400 dirham. Dari beberapa hadis yang diriwayatkannya, Sayyidah Aisyah mengaku bahwa ia hidup bersama Nabi Muhammad selama sembilan tahun. Nabi menikahinya saat berusia sembilan tahun dan Nabi wafat ketika usia Sayyidah Aisyah 18 tahun.
Sayyidah Aisyah juga menjadi awal dari sebab turunnya dalil tentang tayamum. Suatu ketika, Rasul, Sayyidah Aisyah, dan para sahabat sedang melakukan perjalanan. Dalam perjalanan tersebut, kalung yang dikenakan Sayyidah Aisyah terjatuh dan hilang di tempat yang tidak terdapat mata air, dan rombongan tersebut juga tidak memiliki air. Nabi Muhammad mencari kalung tersebut hingga larut malam, dan keseokan harinya Nabi menyadari bahwa tidak ada air di sekitarnya. Saat itu pula Allah menurunkan wahyu tentang tayamum, dan Nabi berserta rombongan pun langsung melaksanakannya.
Hal-hal tersebut merupakan fakta menarik terkait Sayyidah Aisyah dan Rasulullah. Mengenal sosok salah satu istri Rasulullah ini tentu membawa banyak hikmah melalui kisah-kisahnya, sehingga penting untuk dibaca dan dipelajari.