Di dunia digital, kita harus memposisikan diri sebagai individu atau entitas yang trustable dan knowledgable. Pertanyaannya, dimana kita harus melakukan aktivitas positioning itu dan bagaimana caranya yang efektif? Untuk pertanyaan dimana, jawaban umumnya adalah dimana saja tempat target audience atau target marketmu berada. Misalnya kamu adalah seorang penulis yang ingin memperkenalkan diri dan keahlianmu kepada pelajar SMA dan mahasiswa. Maka jelas social media yang populer seperti Instagram, TikTok, dan twitter wajib jadi tempatmu mempromosikan diri.

Branding di social media, apakah sudah cukup? Faktanya, kita tidak punya control atas platform tempat kita beraktivitas. Di social media, kita diibaratkan sebagai tenant yang menggunakan sebagian tempat di mall yang luas. Sebagai tenant, kita bukanlah pemilik mall. Jika sewaktu-waktu mall berubah kebijakan, termasuk misal terburuknya adalah mall tutup, kita tidak punya daya untuk protes menuntut hak kita karena kita saja menggunakannya 100 persen secara gratis.

Langkah mudah, banyak sumber yang mengajarkannya, murah secara investasi, tapi tidak banyak orang lakukan adalah membuat website. Ya, website, halaman web yang mempunyai url atau link yang bisa diakses kapanpun dimanapun. Jika social media adalah tenant di sebuah mall, website kita adalah kantor pusatnya. Lapak kita di mall itu adalah cabang yang bisa kita bangun lebih dari 1, sebanyak-banyaknya, sebanyak platform social media yang ada. Yang pasti minimal ada 1 kantor pusat yang bisa diakses kapanpun yaitu website. Sebagai individu atau personal, jadi kita akan membuat website pribadi yang setiap halamannya merepresentasikan kita dan kebisaan kita.

About Me

Halaman yang fokus menceritakan tentang personal information kamu, skill-portfolio-achievement, dan apa aktivitasmu sekarang yang menggambarkan karaktermu. Perlu diingat untuk informasi personal, bukan berarti semua informasi yang tertera di KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), Akte Kelahiran lantas kamu pajang di website. Cukup tampilkan informasi yang penting untuk orang awam mengenalimu, misal: nama, domisil, kontak yang bisa dihubungi.

Portfolio

Halaman ini memuat bukti karyamu yang divisualkan bisa dalam bentuk story telling, file yang bisa di-download atau sebuah video yang berisi semua bukti kreativitas karyamu. Portfolio ini bukan hanya penting buat kamu yang sedang melakukan personal branding, tapi juga calon klien kamu yang akan jadi pelangganmu. Misal kamu seorang pelukis, ketika kamu punya banyak portfolio melukis figur-figur atau manusia, maka audience-mu yang tertarik hal serupa akan semakin yakin karena kamu spesialis di bidang itu. Dan untuk audience-mu yang ingin membuat lukisan pemandangan tentu juga enggan karena itu bukan spesialismu.

Blog

Halaman ini yang akan menonjolkan pengetahuanmu. Di sini kamu bisa menuliskan semua yang kamu ketahui tentang apa yang menjadi passion, kesukaan, kebisaan, hobi, dan hal lain yang bisa menjadi value untuk orang lain. Dengan sharing artikel yang edukatif, audience-mu akan menilai kamu sebagia sosok yang tidak asal membuat karya, tapi benar-benar tahu ilmu dan konsepnya. Secara tidak langsung ini juga menaikkan value-mu sebagai seorang pekarya.

Contact

Setelah melihat semua halaman di dalam website, tentunya ujung-ujungnya kita ingin audience tertarik pada karya dan kreativitas kita dengan menghubungi kita. Contact di sini sebagai informasi yang audience bisa jangkau untuk menghubungi kita. Pastikan memudahkan untuk diakses, dan pastinya kontak (baik email atau nomor handphone) yang kita cantumkan masih aktif.

Mungkin kamu ada yang bergumam “Kok tidak ada halaman home (beranda)? Padahal kan halaman home itu yang diakses pertama”. Home akan diisi dengan cuplikan dari setiap page yang ada: cuplikan portfolio, cuplikan artikel, cuplikan profile, dan tambahan headline dan hero image yang menciri khas-kan kita. Untuk kamu yang suka dengan quote tertentu, kamu bisa pajang di halaman home. Siap membangun website pribadi?

Share This

Share This

Share this post with your friends!