Santri secara umum adalah sebutan bagi seseorang yang mengikuti pendidikan agama Islam di pesantren, biasanya menetap di tempat tersebut hingga pendidikannya selesai. Menurut bahasa, istilah santri berasal dari bahasa Sanskerta, “shastri” yang memiliki akar kata yang sama dengan kata sastra yang berarti kitab suci, agama dan pengetahuan. Ada pula yang mengatakan berasal dari kata “cantrik” yang berarti para pembantu begawan atau resi. Seorang cantrik diberi upah berupa ilmu pengetahuan oleh begawan atau resi tersebut.

Tidak jauh beda dengan seorang santri yang mengabdi di pesantren, sebagai konsekuensinya ketua pondok pesantren memberikan tunjangan kepada santri tersebut. Santri juga mempunyai peraturan pada cara berpakaian saat di pondok pesantren. Bisa jadi untuk cara berpakaian akan sangat beragam, semoga pembahasan ini bisa menambah khazanah kita semua tentang kehidupan di pondok pesantren.

Peci dan Songkok

Islam mengajarkan kita untuk tampil rapi dan elegan. Salah satu diantaranya adalah mengenakan tutup kepala agar rambut tidak nampak berantakan serta bertujuan mengikuti sunnah, dimana Rasulullah yang biasa menggunakan penutup kepala. Di Indonesia, budaya menutup kepala ini selain biasa menggunakan sorban, juga biasa menggunakan peci dan songkok. Khususnya untuk songkok hitam, dimana dikalangan santri, penggunaan songkok hitam sudah menjadi budaya dan salah satu ciri khas yang tidak bisa dipisahkan.

Penggunaan peci di kalangan santri sudah seperti satu keharusan. Bahkan beberapa santri sudah mengangap penggunaan peci sebagai bagian dari jati dirinya. Sehingga menggunakan peci dilakukan tidak hanya saat sedang di pondok atau saat sedang melakukan aktifitas keagamaan, melainkan juga saat melakukan berbagai aktifitas lain dalam kehidupan sehari-hari.

Sarung

Celana memang menjadi pakaian-bawahan yang sederhana digunakan dan lebih popular. Namun bagi seorang santri, penggunaan celana saja nampaknya akan sangat jarang ditemukan. Ini karena santri sudah terbiasa menggunakan sarung. Sarung memang menjadi satu tradisi dan budaya yang mengakar di kalangan pesantren

Penggunaan sarung, tidak hanya dilakukan oleh santri putra. Melainkan juga oleh santri putri. Bedanya, sarung yang digunakan oleh putera biasanya cenderung memiliki motif. Beda dengan puteri, sarung yang digunakan biasanya bercorak batik dengan warna agak cerah. Sehingga diantara sarung putera dan sarung puteri dalam motifnya memiliki selera yang berbeda. Tapi, untuk saat ini, beberap motif sarung cenderung universal. Sehingga baik sarung putera dan puteri hampir tidak memiliki perbedaan. Dan keduanya biasa menggunakan sarung tersebut untuk aktifitas sehari-hari di pondok pesantren.

Baju Koko/Baju Takwa

Baju koko dan baju takwa, keduanya menjadi pakaian khas warga muslim di indonesia yang hendak melaksanakan kegiatan keagamaan. Namun di kalangan para santri, penggunaan baju koko dan baju takwa tersebut tidak hanya saat hendak melaksanakan kegiatan keagamaan saja, melainkan juga dalam berbagai aktifitas harian. Sehingga busana santri dalam kesehariannnya seolah seperti muslim yang hendak melaksanakan kegiatan ibadah.

Sorban

Di timur tengah penggunaan sorban memang sudah biasa. Sorban di timur tengah biasanya dijadikan penutup kepala semisal igal atau juga dikerumunkan layaknya kerudung. Sedangkan di Indonesia khususnya di kalangan santri dan pesantren, sorban biasanya hanya di selendangkan di pundak atau di kalungkan seperti syal. Sehingga bila kita melihat santri, pemakaian sorbannya akan nampak khas seperti kiyai-kiyai pesantren yang di selendangkan di pundak.

Tasbih

Tasbih merupakan salah satu aksesoris yang sering dibawa oleh santri. Ini berkaitan dengan fungsi tasbih sebagai alat bantu dalam berdzikir. Dimana, butiran tasbih yang biasanya berjumlah 99 biji menjadi penuntun hitungan jumlah bilangan dzikir. Semisal bila kita selesai melaksanaan shalat, maka disunnahkan berdzikir melafalkan subhanallah sebanyak 33 kali, alhamdulillah sebanyak 33 kali, dan Allahuakbar sebanyak 33 kali. Maka butiran tasbih menjadi alat bantu dalam perhitungannya.

Selain fungsinya tersebut, tasbih juga kemudin menjadi style tersendiri di kalangan para santri. Biasanya tasbih sering di kalungkan di leher atau di tangan. Sehingga saat diperlukan untuk digunakan, tasbih sudah siap untuk dipakai.

Share This

Share This

Share this post with your friends!