Islam merupakan agama yang kaya, luas, dan membebaskan pemeluknya dari kebebasan semu menuju kebebasan hakiki. Kebebasan yang ada dalam Islam ini bisa disebut sebagai keragaman. Kadang kala, orang di luar Islam menganggap perbedaan ini sebagai sebuah pertentangan dalam ajaran Islam. Sebagaimana yang umum ditemukan dalam kitab – kitab agama lainnya.

Padahal, perbedaan yang terjadi dalam agama Islam adalah hal yang wajar dan bukan sebuah pertentangan dalam ajaran. Ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Seperti perbedaan pemahaman tentang maksud suatu ayat. Karena itu, dalam memahami ayat Al-Qur’an diperlukan ilmu yang mumpuni. Termasuk di dalamnya ilmu tentang asbabul nuzul atau sebab turunnya suatu ayat.

Selain itu, untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh tentang ayat dalam Al-Qur’an, diperlukan juga pemahaman atas ayat mutasyaabihat dan ayat muhkamat. Namun, terlebih dahulu tentu saja seorang muslim harus memahami perbedaan antara ayat mutasyaabihat dan ayat muhkamat ini.

Ayat Mutasyaabihat Itu Apa?

Ayat mutasyaabihat juga disebut sebagai ayat yang samar – samar. Biasanya, ayat mutasyaabihat sering berkaitan dengan sifat Allah. Dimana kita tidak bisa memahami hal tersebut secara literal dan mentah. Karena, jika dimaknai secara literal, akan memberikan kesan bahwa Allah memiliki kekurangan yang sama dengan makhluk-Nya.

Salah satu contoh ayat mutasyaabihat adalah ayat yang menjelaskan tentang keberadaan Allah. Dalam surat Thaha ayat 5 disebutkan bahwa Allah ber-istiwa di atas Arsy. Sedangkan di surat Al-Baqarah ayat 115 dikatakan bahwa Allah berada di berbagai tempat di muka bumi. Dan di surat ash-Shaffat ayat 99 disebutkan bahwa Nabi Ibrahim akan pergi menuju kepada Tuhan. Dan dalam kisahnya, disebutkan bahwa Nabi Ibrahim akan pergi ke Palestina.

Jika dimaknai secara literal, akan muncul kesan bahwa Allah berada di tiga tempat. Sebagian besar ulama menggolongkan ayat tersebut sebagai ayat mutasyaabihat. Sehingga, pemaknaannya tidak bisa langsung secara literal. Untuk ayat seperti ini, maka pemahaman ayat perlu dikembalikan kepada ayat muhkamat.

Lalu, Ayat Muhkamat Itu Apa?

Kebalikan dari ayat mutasyaabihat, ayat muhkamat adalah ayat – ayat yang memiliki arti yang pasti dan tidak samar – samar. Artinya, pemahaman ayat muhkamat adalah pemahaman yang tidak meragukan.

Sebagai contoh, jika bicara mengenai keberadaan Allah, maka pemahamannya akan didasarkan pada firman Allah pada surat asy-Syura ayat 11, yaitu : “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia”

Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa keberadaan Allah tidak terbatas pada satu tempat atau arah tertentu. Karena tidak ada satu hal pun yang serupa dengan Allah. Termasuk soal keberadaan Allah sendiri. Sehingga, memahami keberadaan Allah adalah sesuatu yang ada di luar akal manusia.

Dengan memahami perbedaan ayat mutasyaabihat dan muhkamat, maka seseorang akan lebih bijak dalam memahami makna – makna yang terkandung dalam Al – Qur’an. Namun, perlu dipahami juga bahwa butuh waktu panjang untuk memahami dasar hal ini. Karena itu, selalu diperlukan adanya guru yang kompeten sebagai pengajar yang mampu membantu kita memahami ajaran Islam dengan lebih baik.

Share This

Share This

Share this post with your friends!