Kondisi pada Maret 2020 yang menyebabkan peserta didik harus belajar di rumah, otomatis membuat guru harus lebih bekerja sama dengan orang tua. Hal ini karena kondisi penyebaran virus yang cara penanggulangannya adalah dengan self distancing atau menjaga jarak interaksi antar manusia. Pada kondisi ini, tetap ada komitmen untuk tetap berlangsungnya proses pembelajan jarak jauh yang tentu saja tidak dapat dilakukan hanya oleh guru dan peserta didik saja tetapi juga peran pendampingan orang tua.
Pada setiap pembelajaran, guru harus menyiapkan materi dan media belajar agar dapat membantu peserta didik memahami pelajaran. Biasanya, guru dominan menggunakan media papan tulis, teks, maupun melakukan eksperimen bersama siswa di lapangan. Namun, kegiatan itu tidak dapat dilakukan secara langsung pada pembelajaran jarak jauh. Untuk itu, guru perlu memahami kondisi dan membuat peta media sesuai materi pelajaran yang akan disampaikan.
Menindaklanjuti penyampaian materi, pada kegiatan belajar mengajar kita juga mengenal adanya evaluasi untuk mengetahui dan menilai tingkat pemahaman peserta didik pada materi yang telah disampaikan guru. Begitu pula pada pembelajaran jarak jauh (dalam hal ini belajar di rumah). Namun, kondisi pembelajaran jarak jauh memberi konsekuensi pada guru dalam melakukan evaluasi karena tidak dapat bertatap muka langsung dengan peserta didik.
Evaluasi pembelajaran yang umumnya dilakukan dengan pengerjaan soal secara individu maupun kelompok tentu saja tidak efektif untuk pembelajaran jarak jauh. Untuk itu, guru perlu mengonsep evaluasi pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik. Salah satunya adalah dengan memberi siswa untuk melakukan proyek berupa aktivitas, presentasi, membuat poster, dan membuat karya lainnya.
Tulisan ini akan membahas tentang rekomendasi media belajar dan model evaluasi yang dapat diterapkan guru pada pembelajaran jarak jauh.
Pertanyaan pertama tentu saja tentang menyiapkan media pembelajaran jarak jauh yang sesuai materi pelajaran. Menyiapkan materi pelajaran untuk pembelajaran jarak jauh tentu berbeda dengan pembelajaran di sekolah yang sering dilakukan guru. Perlu ada strategi agar penyampaiannya bukan hanya dapat dipahami, tetapi juga dapat dengan mudah diakses oleh peserta didik yang didampingi orang tua. Selain itu, beban jam pelajaran pada pembelajaran jarak jauh juga tentu berbeda dengan pembelajaran di sekolah. Bisa berkurang 20%, atau bahkan hingga 70%. Itulah mengapa perlu ada peta pembelajaran yang disiapkan. Misalnya materi tentang dongeng pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Apakah media pembelajarannya harus berupa video? Bisakah berupa media lainnya?
Keputusan soal penggunaan media pembelajaran bisa juga berdasarkan jenis mata pelajaran dan lamanya jam pelajaran berlangsung. Misalnya, jika pada hari Senin akan disampaikan mata pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika, maka usahakan untuk tidak menggunakan media pembelajaran yang sama agar peserta didik tidak bosan dan akses materi pelajarannya pun tidak memberatkan. Bayangkan jika misalnya kedua pelajaran harus menggunakan video sebagai media, maka beban besar yang akan terjadi tentu saja soal kuota internet untuk menontonnya, hingga kapasitas ruang pada ponsel yang digunakan peserta didik (jika video dibagikan langsung pada WhatsApp group kelas).
Menyikapi hal tersebut, dalam menyiapkan materi dan media pembelajaran perlu ada diskusi antara wali kelas dan guru mata pelajaran terkait. Berikuti rekomendasi media pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan:
No | Media Pembelajaran | Materi yang disampaikan |
1 | Video.
NB: Video bukan untuk menunjukkan wajah guru, tetapi fokus untuk menunjukkan materi pelajaran. |
|
|
||
|
||
2 | Teks | Memberikan materi yang harus dibaca untuk dihafalkan maupun dipahami siswa. Misalnya ada materi terkait penyusunan kalimat, atau penghafalan kosa kata. |
3 | Voice note | a. Menunjukkan cara baca makhraj dalam ayat Al-qur’an. |
b. Menunjukkan pengucapan kosa kata dalam Bahasa asing. |
Tabel 1: Materi dan media pembelajaran
Tabel tersebut menunjukkan rekomendasi bentuk media yang dapat digunakan guru pada pembelajaran jarak jauh dan menyesuaikan materi pelajaran. Pada praktiknya, tentu saja guru boleh memadukan lebih dari satu media. Namun yang terpenting tetaplah soal pertimbangan kemudahan akses oleh peserta didik.