Islam merupakan agama yang mulia, setap ajarannya bukan hanya tentang mengajarkan bagaimana cara kita beribadah kepada Tuhan, melainkan juga bagaimana kita menjalani hidup dan bersosialisasi kepada sesama manusia.

Dalam Islam, memuliakan tamu juga merupakan sebuah amal shalih yang pahalanya bukan saja akan dibalas oleh Allah Swt di akhirat, tetapi juga akan mendapatkan balasan secara langsung di dunia yang akan segera dirasakan oleh pelakunya. Rasulullah Saw juga pernah bersabda, yaitu.

Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya.
(HR. Bukhari)

Lantas, bagaimana cara memuliakan tamu dalam Islam. Berikut adalah penjelasannya tentang bagaimana kita sebagai tuan rumah dalam memuliakan tamu.

1. Disunahkan mengucapkan selamat datang kepada para tamu sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya tatkala utusan Abi Qais datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

Selamat datang kepada para utusan yang datang tanpa merasa terhina dan menyesal.
(HR. Bukhari)

2. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk tamu makanan semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk menyediakan makanan yang terbaik. Allah Swt telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim As bersama tamu-tamunya:

Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?
(QS. Adz-Dzariyat: 26-27)

3. Hendaknya juga, dalam pelayanannya diniatkan untuk memberikan kegembiraan kepada sesama muslim

4. Mendahulukan tamu yang lebih tua daripada tamu yang lebih muda, sebagaimana sabda dari Rasulullah Saw.

Barang siapa yang tidak mengasihi yang lebih kecil dari kami serta tidak menghormati yang lebih tua dari kami bukanlah golongan kami.
(HR Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad)

Hadits ini menunjukkan perintah untuk menghormati orang yang lebih tua.

5. Jangan mengangkat hidangan sebelum tamu selesai menikmati.

6. Di antara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidak tidur sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka manis ketika mereka datang, dan merasa kehilangan tatkala pamitan pulang.

7. Mendekatkan makanan kepada tamu ketika menghidangkannya.

8. Mempercepat untuk menghidangkan makanan bagi tamu sebab hal tersebut merupakan penghormatan bagi mereka.

9. Merupakan adab dari orang yang memberikan hidangan ialah melayani para tamunya dan menampakkan kepada mereka kebahagiaan serta menghadapi mereka dengan wajah yang ceria dan berseri-seri.

10. Adapaun masa pejamuan tamu, bagaimana sesuai dengan anjuran Rasulullah dalam hadistnya, yakni.

“Menjamu tamu adalah tiga hari, adapun memuliakannya sehari semalam dan tidak halal bagi seorang muslim tinggal pada tempat saudaranya sehingga ia menyakitinya.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana menyakitinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Sang tamu tinggal bersamanya sedangkan ia tidak mempunyai apa-apa untuk menjamu tamunya.”

11. Setidaknya mengantarkan tamu saat hendak mau pulang hingga ke depan rumah.

12. Tidak mengkhususkan mengundang orang-orang kaya saja, tanpa mengundang orang miskin, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Sejelek-jelek makanan adalah makanan walimah di mana orang-orang kayanya diundang dan orang-orang miskinnya ditinggalkan.
(HR. Bukhari Muslim)

Itulah penjelasan mengenai bagaimana memuliakan tamu dalam pandangan Islam. Dengan memuliakan tamu, kita sama saja memuliakan diri sendiri. Sehingga pada akhirnya kita pun dapat saling menghargai satu sama lain.

 

Share This

Share This

Share this post with your friends!