Salah satu fungsi pondok pesantren adalah mencetak peladen-teladan masyarakat. Dalam hal ini santri lulusan pondok pesantren diharapkan bisa menjadi pengabdi dan panutan bagi masyarakat. Untuk itu pondok pesantren menyusun kegiatan-kegiatan yang membentuk para santri menjadi pribadi yang dewasa, mandiri, berilmu, dan menguasai berbagai macam soft skill dengan adanya Ulama dan Kyai yang selalu memantau perkembangan santri di podok pesantren. Apa saja kah kegiatan santri di podok pesantren yang belum ada di sekolah pada umumnya? Yuk langsung kita kupas bersama-sama.

Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah pasti menjadi kegiatan wajib di pondok pesantren. Tidak boleh ada santri yang bermalas-malasan dalam mengerjakan shalat, baik itu shalat subuh, dzuhur, ashar, maghrib, maupun isya. Untuk itu semua diwajibkan shalat secara berjamaah agar lebih bersemangat. Ketika adzan dikumandangkan, para santri sudah harus ada di masjid/mushalla dan bersiap untuk shalat berjamaah.

Shalat Tahajjud dan Dzikir Harian

Setiap malam para santri dibangunkan untuk mendirikan shalat tahajjud. Biasanya antara jam 2 sampai jam 4 dini hari. Jika mendekati waktu shubuh, para santri tidak diperbolehkan untuk tidur kembali. Para santri diharuskan melakukan dzikir harian sembari menunggu waktu shubuh tiba, walaupun sambil ngatuk-ngantukan. Jika sudah terbiasa dengan dengan kegiatan shalat tahajjud maka akan terasa tidak ada beban atau mengantuk saat dzikir.

Tadarus Alquran

Dalam setahun, para santri ditarget untuk bisa hatam membaca Alquran. Untuk itu tadarus Alquran menjadi kegiatan sehari-hari santri yang biasanya dilakukan sehabis shalat shubuh atau shalat maghrib. Disaat waktu itulah santri mulai melakukan Tadarus Alquran di podok pesantren.

Mengaji

Mengaji merupakan salah satu tujuan utama santri mondok di pesantren. Santri yang nantinya akan terjun ke masyarakat, dituntut untuk bisa menguasai berbagai macam cabang ilmu. Untuk itu para santri di pondok pesantren diajarkan mulai dari baca tulis Alquran, akhlaq, tauhid, fiqh, nahwu, sharaf, kaidah ushul, sampai balagah, mantiq, tafsir dan ilmu falaq. Umumnya masing-masing pesantren mempunyai kurikulum tersendiri, seperti  tingkatan kitab-kitab yang akan di kaji, kelas-kelas pengajian, dan lain sebagainya.

Hafalan dan Setoran

Setiap pondok pesantren mempunyai program hafalan untuk santrinya. Yang dihafal seperti mufrodat bahasa Arab, vocabulary, ayat-ayat Alquran, hadits, dan nadzom-nadzom kitab kuning. Setelah hafal, santri menyetorkan hafalannya kepada ustadz atau santri senior yang sudah mahir. Jika tidak menyetor atau mencapai target, santri akan mendapatkan hukuman, bisa mengepel ruangan, disetrap, dijepret, atau dengan hukuman lainnya, untuk menjadi ganti karena belum bias mencapai target hafalan nya.

Lalaran/Nadzoman

Lalaran adalah kegiatan membaca dan mengulang-ulang bait-bait yang ada dalam kitab dengan cara dilagukan. Tujuannya adalah untuk memudahkan para santri mengingat materi-meteri pelajaran yang terkandung dalam bait kitab. Sebagian menyebutnya nadzoman, karena bait-bait  yang dibaca disebut juga nadzom. Adapun kitab-kitab yang biasa di-nadzom kan oleh santri antara lain kitab aqidatul awwam, imrithi, maqsud, alfiyah ibnu malik dan lain sebagainya. Dengan cara itulah para santri bisa menghafal hafalan nya, untuk selanjutnya disetorkan kepada para Ulama atau Kyai di pondok pesantren.

Khithobah/Ceramah

Khitobah adalah kegiatan berceramah para santri. Secara bergilir para santri maju kedepan untuk belajar berpidato/ceramah. Tema yang dibawakan bisa tentang apa saja. Satu-dua kali para santri menyelipkan Ayat Alquran atau hadits sebagai landasan bicaranya. Kegiatan ini berguna untuk melatih keberanian, kepercayaan diri, dan skill komunikasi para santri. Tak jarang santri memakai atribut macem-macem ketika tampil berceramah, seperti mengenakan pakaian gamis, sorban, dan udeng-udeng ala syekh-syekh arab, atau mengenakan jas, dasi, dan kacamata ala pejabat.

Musyawarah

Musyawarah adalah kegiatan mendiskusikan sebuah permasalahan. Kegiatan ini biasanya diawali dengan pembacaan bab-bab tertentu dalam sebuah kitab. Setelah membaca, memaknai, menterjemahkan, dan menjelaskan kemudian dibuka sesi tanya jawab. Dari sesi tanya jawab itulah muncul persoalan-persoalan yang akan dibahas. Persoalan yang didiskusikan bisa apa saja, seperti persoalan fiqh, nahwu, shorof, dan lain sebagainya.

Bahtsul Masail

Bahtsul masail adalah kegiatan mendiskusikan persoalan-persoalan sosial dari sudut pandang agama dengan landasan Alquran, Hadits, dan kitab-kitab ulama terdahulu. Bedanya dengan musyawarah adalah musyawarah menggunakan fasal-fasal dalam kitab untuk dibahas (bahtsul kutub), sedangkan bahtsul masail sudah tersedia soal-soalnya, tinggal dirumuskan saja jalan keluarnya untuk menyelesaikan suatu masalah.

Nderes

Nderes adalah kegiatan membaca-baca. Jika istilahnya nderes Alquran artinya tadarus Alquran, atau mengulang-ulang sampai hafal. Jika istilahnya nderes kitab artinya membaca dan mempelajari mengulang kitab-kitab yang dipelajari sebelumnya. Santri yang rajin nderes akan menjadi santri yang pintar, karena dengan itu santri akan cepat mengerti pelajaran dan futuh ilmunya.

Marhabanan

Marhabanan adalah kegiatan pembacaan shalawat dan teks maulid Nabi dalam bentuk syair atau prosa karya ulama terdahulu seperti Diba’, Barzanji, Burdah, Shimtud Duror, dan lain sebagainya. Kegiatan ini rutin dilaksanakan pada malam jum’at secara bersama-sama dengan seluruh santri sepondok pesantren. Ketika marhabanan santri membacanya dengan seksama dan penuh khidmat walaupun sambil berdiri.

Ziarah

Ziarah sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang muslim di Indonesia, kegiatan ini juga menjadi kegiatan rutin di pondok-pondok pesantren. Biasanya para santri berziarah pada hari jum’at ke makam-makam guru, ustadz, kyai, ulama, atau sanak saudara. Ada yang malam jum’at, ba’da shalat shubuh, atau ba’da shalat jum’at. Ziarah kubur dilakukan dengan membaca tahlil, dzikir, dan doa. Sebagian santri juga sering membaca Alquran disamping makam yang diziarahi.

Ro’an/bersih-bersih

Ro’an adalah kegiatan kerja bakti para santri. Ro’an biasanya diidentikkan dengan kegiatan bersih-bersih pondok pesantren di setiap hari libur atau menjelang perayaan-perayaan. Terkadang ro’an juga menjadi istilah gotong royong santri ketika membangun sebuah bangunan seperti ngecor, nembok, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat meringankan beban petugas podok pesantren. Karena ada nya kegiatan tersebut santri juga diajarkan untuk selalu saling membantu satu dengan yang lain nya.

Makan

Makan merupakan kegiatan yang paling ditunggu-tungu para santri. Santri mendapat jatah makan 2-3 kali sehari, tergantung kebijakan pondoknya. Bahkan di beberapa tempat, pondok tidak memberikan layanan makan, tapi para santri yang harus memasak-masakannya sendiri. Makanan yang disajikan juga sederhana, mulai dari sayur asem, sop, ikan asin, tempe oreg, tahu, dan sebagainya. Ada satu lauk yang fenomenal dikalangan santri, yakni sate. Sate yang dimaksud adalah sambal terong atau sayur tempe. Itu adalah lauk sederhana yang disingkat namanya agar lebih pede saat menyebutkannya.

Nyuci Pakaian

Mencuci merupakan salah satu kegiatan favorit para santri, bagi sebagian santri yang lain mencuci juga merupakan kegiatan yang paling malas dilakukan. Aktivitas padat santri dalam sehari, membuat pakaian yang dikenakan harus cepat berganti. Untuk itu santri harus sering-sering mencuci pakaiannya, terutama pakaian dalam. Jika tidak rutin untuk mencuci pakaiannya secara rutin pakaian nya pun akan menjadi sarang penyakit, akibatnya santri terkena gatal-gatal karena malas untuk mencuci. Namun begitu ada saja santri yang menggunakan satu set pakaian untuk segala aktivitas seperti sholat, mengaji, sekolah, olahraga, dan tidur. Mungkin mereka menganggapnya pakaiannya serba guna.

Mandi

Selain mencuci pakaian, santri juga harus rajin mandi membersihkan badan. Hal yang menarik saat mandi adalah antriannya yang panjang. Jumlah santri yang banyak tidak seimbang dengan jumlah kamar mandi yang ada, membuat para santri harus sabar menunggu antrian untuk mandi. Jika tidak mau pasang badan menunggu, santri akan membuat barisan alat-alat mandi mereka seperti gayung atau kotak mandi sebagai tanda antrian mereka.

Olahraga dan Ekstrakurikuler

Pondok pesantren mempunyai berbagai macam program ekstrakulikuler. Ada kegiatan olahraga seperti sepakbola, basket, badminton, atau volly. Ada seni bela diri seperti pecak silat atau wushu. Ada seni musik seperti marawis, qasidah, atau nasyid/acapela. Ada juga kegiatan lain seperti Qiraah, kalighrafi, dan lain sebagainya. Dalam setahun sekali biasanya diadakan perlombaan antar santri se-pondok. Ada juga perlombaan antar pondok pesantren se-wilayah tertentu, bahkan tingkat se-Indonesia pun ada.

Sekolah

Selain menimba ilmu agama di pondok pesantren, sebagian santri juga bersekolah formal untuk mendapatkan ilmu umum. Ada sekolah yang masih satu yayasan di bawah pondok pesantren, ada juga yang terpisah kepengurusannya. Pesantren yang membolehkan santri untuk bersekolah formal biasanya adalah pesantren modern atau salaf semi modern. Yang manapun itu, sekolah merupakan kegiatan rutin para santri, mottonya “Kami mondok sambil sekolah”.

Itulah setidaknya ragam kegiatan yang ada di pondok pesantren. Bagi kamu yang juga pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren manapun, adakah kegiatan yang belum tercantum?

Share This

Share This

Share this post with your friends!